Rabu, 28 Mei 2014

Pendamai

Salah satu hal besar tentang hidup yang diajarkan orangtua saya adalah tentang damai. Sejak dahulu mereka berdua mengajarkan saya untuk menjadi pendamai. Tidak boleh ada rasa benci dan dendam, harus segera melupakan kejengkelan terhadap orang lain, begitu tutur mereka berulang-ulang. Hal ini menjadi sebuah proses panjang untuk membentuk seorang pendamai.
Saya tidak menyadari proses ini; kecuali jika saya sedang marah dan tidak suka dengan seseorang kemudian teringat beberapa teguran di masa kecil dan juga teringat akan orangtua saya yang tidak suka punya rasa benci terhadap orang lain. Hasil dari proses ini dapat saya rasakan karena hal-hal yang menyadarkan itu.
Saya bersyukur terlahir di keluarga pendamai. Kinipun saya masih berproses, untuk menjadi lebih pendamai. 
.... ....... ...... ..... ...... 
Tenang dan hening
Hatiku 
Damai bergeming
Jiwaku bebas!

Syukur

Saya sangat bersyukur, meskipun ayah saya harus tinggal sendirian, ada banyak orang yang baik padanya. Sayapun sangat bahagia dilahirkan di desa ini. Ayah memang sudah terkenal sejak dahulu karena keuletan dan capnya sebagai orang paling rajin. Orang-orang begitu menyukainya. Meskipun dulu ia sempat difitnah oleh saudara-saudaranya dan terkucil di lingkungan, kini justru lebih banyak orang yang perhatian padanya; lebih banyak orang yang datang dan mampir ke gubuk kami yang kecil ini untuk sekedar berbincang atau bercanda. Saya sangat bersyukur atas keberadaan mereka semua. Terberkatilah mereka. Amin. 
Diatas semua ini saya sangat bersyukur karena ia masih gigih berjuang demi saya dan adik. Saya tidak akan mengecewakannya. Semua jerih payahnya akan segera menuai kebahagiaan sempurna. 
Amin. 

Feeling at Home

Hari ini saya merasa sangat damai. Saya di Blitar, di kampung halaman dan bertemu orang-orang yang menyenangkan. Hari ini saya keliling kota; kota yang amat kecil namun tenteram. Suasananya begitu ramai, orang-orang lalu-lalang, jalanan tak pernah sepi namun tidak ada kemacetan samasekali. Saya memperhatikan, di setiap lampu merah rata-rata jumlah mobil yang berhenti hanya dua hingga empat saja. Selebihnya adalah sepeda motor, sepeda, dan becak. Ini sangat berbeda dengan kota dimana saya menempuh studi sekarang.
Di kota ini tidak ada mal sejak dulu dan (semoga) tidak akan pernah ada mal di masa depan. Ini sudah menjadi kebijakan pemerintah yang turun temurun, yang diyakini menjadi penyelamat bagi keberadaan pasar tradisional. Menurut saya pribadi, tidak adanya mal menjadikan kota ini lebih ramah dan tenteram.
Disini sangat nyaman sekali, seperti yang tersirat pada lagu campursari berjudul Blitar. "Blitar kutho cilik kang kawentar," demikian bunyi liriknya. "Blitar, kota kecil nan bersinar," demikian artinya.

Demikianlah... Blitar. This is Blitar!
Saya berdoa semoga Blitar tetap mempertahankan kesan ini hingga di masa yang akan datang.

Sabtu, 24 Mei 2014

Syahdunya Paduan Suara

Saya sangat menikmati paduan suara. Kesukaan ini telah ada sejak masa kecil, ketika saya mendengar satu paduan suara dalam salah satu serial Tom and Jerry; tak tahu secara detil yang episode apa; namun seingat saya itu ada di bagian yang menceritakan perang dunia dan tikus-tikus yang berusaha menyelamatkan diri dari kekacauan manusia yang melibatkan mereka. Lirik dari lagu yang mengiringi tidak terdengar jelas karena saya masih sangat dini untuk memahami bahasa Inggris. Yang saya ingat dengan baik adalah nada-nadanya; terdengar seperti Hark The Herald Angels Sing.
 
Dalam film kartun itu, tikus-tikus berusaha melarikan diri dari tempat tinggal mereka yang hancur karena bom-bom perang. Suasana dunia yang tergambar adalah gelap, kacau, dan dingin; namun tikus-tikus saling bekerjasama dan dalam kebersamaan mereka menciptakan suasana yang hangat dan damai. Paduan suara yang syahdu dan agung mengiringi kehangatan suasana kebersamaan para tikus di tengah dunia yang dingin dan gelap. Merdu suaranya meggema seperti lagu-lagu pujian pada tanggal 24 Desember malam hari.
Memorable!
 
Demikianlah saya jatuh cinta pada paduan suara. Suara yang dipadukan lebih mengena di hati. Bermacam-macam suara berpencar memasuki lorong-lorong hati dan menggema, menciptakan suasana syahdu dan megah. Suara yang terpecah-pecah menjadi beberapa bagian namun berpadu dengan baik adalah suatu keindahan tersendiri. Paduan suara memang sempurna; tak heran jika band legendaris seperti Queen juga menciptakan paduan suara yang megah di beberapa lagu mereka.

Jumat, 23 Mei 2014

All Kinds of Everything Remind Me of You

Apa yang tidak ada di dunia nyata ada dalam mimpi. Inilah yang saya alami pagi ini. Mimpi indah membuat saya terbangun lebih awal. Dalam mimpi itu dia berkata:
"I love you, oh my beloved man from east, more than anything!"

I can't describe how I was feeling. Tentang bagaimana perasaan saya, itu tak terlukiskan! Saya melambung tinggi dalam kebahagiaan; dan oleh karena hal ini saya terbangun. Pertama-tama; sulit rasanya membedakan apakah yang barusan dalam mimpi itu terjadi kemarin di dunia nyata ataukah hanya mimpi sekilas yang baru saja terjadi. Setelah kembali seratus persen sadar, saya mengadu dalam doa, memohon bantuan Tuhan untuk melupakannya. I have tried to move on. I have just failed.
Saya tak kunjung berhasil move on  karena segala hal mengingatkan saya padanya. Saya mungkin akan menolak diajak teman-teman lama saya camping di pantai, karena pantai mengingatkan saya akan ia yang mengunjungi pantai bersama saya dan teman-teman. Selain pantai, saya kemarin menolak sepupu saya yang mengajak jalan-jalan di suatu kota, karena kota itu adalah tempat dimana ia tinggal. Ketika hendak pergi ke kota tersebut, yang muncul di dalam pikiran saya adalah dia; entah mengapa, padahal di kota tersebut juga ada banyak kenangan indah bersama teman-teman SMA dan keluarga saya pada masa kecil. 
All kinds of everything remind me of her. 
Mungkin saya sudah kebangetan rindu pada seseorang. Untuk sementara, sebuah cara yang terpikirkan untuk melupakannya adalah mencoba banyak hal baru di liburan ini; mengunjungi tempat-tempat baru yang tidak menyimpan kenangan tentangnya. Mungkin saya akan pergi ke Bandung, ke tempat tinggal tante saya. Barangkali ada banyak pengalaman berkesan yang dapat memperbaharui semua hal yang ada dalam benak saya.

Rabu, 21 Mei 2014

Farewell

Mungkin kami adalah orang yang tidak suka berpisah terlalu cepat. Selesai bergembira bersama di pantai, kami makan malam bareng di Nelongso Suhat Malang. Beberapa menit kami habiskan disana dengan rileks. 
Kami bersenda gurau.
Teman-teman bercanda.
Rose, yang notabene sudah jelas tidak ada apa-apa dengan saya jadi sasarannya. Teman-teman membujuknya (memaksa mungkin lebih tepatnya, haha) untuk diantar saya ke kosnya. Saya beranjak; ia saya antar ke kos-kosannya. Kami mengobrol sedikit, sedikit tentang hal-hal kecil sepanjang perjalanan; sedikit karena tidak butuh waktu yang lama untuk sampai di kosnya. Saya pribadi senang akan kerjaan teman-teman ini di satu sisi, namun di sisi lain saya jadi semakin sungkan dengannya. 
Setelah mengantarnya, saya mampir di kos teman saya, Pandu. Kami sharing-sharing untuk beberapa saat. Setelah itu, saya menuju rumah kawan saya untuk nunut bermalam karena kos saya jauh letaknya; jauh dari peradaban kota ini.
Dan malam itu saya beristirahat dengan damai, membawa kenangan-kenangan indah sepanjang hari ke alam mimpi, dimana hal-hal yang tidak terjadi pada moment-moment itu, terjadi di dalam mimpi; dimana cinta yang tak ada, ada dalam mimpi itu! Mimpi yang indah! Saya tidak bisa menjumpainya di alam nyata. Suasana  yang sempurna!

Perjalanan Pulang Yang Berbahaya

Kami pulang sore hari. Kami semua senang, namun juga lelah. Saya sangat kecapekan dan ingin segera tidur, namun saya masih punya satu tugas lagi; pulang dengan selamat; mengantarkan Mita dengan selamat. Saya mempersiapkan diri dengan baik dan konsentrasi penuh saat berkendara karena tidak mau terjadi apa-apa; tidak ingin suatu hal buruk terjadi pada saya dan teman yang saya bonceng sehingga membuat yang lainnya repot. Setelah berdoa bersama sebelum berangkat, saya berdoa secara pribadi pada waktu berkendara.
Untungnya berdoa, jalanan menjadi liar saat petang meraja. Tak ada pencahayaan yang layak. Jalan raya gelap, namun kendaraan-kendaraan dari arah berlawanan menyalakan lampu yang terangnya menyilaukan dan mengaburkan pandangan. Sungguh saya gemetar menghadapi dim lampu atau lampu menyilaukan dari kendaraan-kendaraan dari arah berlawanan. Saya tertinggal di belakang, terjebak diantara truk-truk gandeng dan bus-bus yang besar-besar dan berbahaya. Saya sangat kesulitan dan gentar menghadapi sempitnya celah-celah untuk mendahului. Sementara, arus seberang penuh dengan laju cepat dan liar kendaraan bermotor. Petang hari itu benar-benar liar. Pinggiran benar-benar liar!
Diatas semua ini, saya sangat khawatir pada teman-teman saya, terutama yang cewek karena mereka lemah lembut, semetara jalan raya berlaku sangat keras dan liar dalam gelapnya petang hari. Selain mereka, saya juga khawatir akan Akbar dan Pandu. Akbar berkendara pelan dan tertinggal jauh di belakang, sementar Pandu sebelumnya sudah berkata bahwa ia kesulitan berkendara pada petang hari karena sedikit rabun senja. Kekhawatiran yang sama juga pada yang lainnya, pada semuanya. Dunia terlalu tidak ramah dan acuh terhadap kebahagiaan kami; masih saja! Kenapa masih saja macet, kenapa orang melakukan dim yang menyilaukan, kenapa orang berkendara sangat cepat dan membuat kaget pengendara lainnya? dan kenapa tak ada lampu penerang jalan? Demikianlah protes saya sepanjang perjalanan akan keadaan pada petang hari itu. Karena terlalu banyak kekhawatiran, saya mengimbangi konsentrasi dengan doa-doa untuk keselamatan bersama; dan syukurlah semuanya dapat sampai pulang ke tempat masing-masing.

Part 3

Setelah itu kami kembali bersenda-gurau dengan dewa Poseidon (maaf, maaf maksudnya ombak). Ombak dan gelombang besar menjadi daya tarik tersendiri untuk dihadapi. Badan kami basah kuyup. Pasir-pasir masuk kedalam pakaian kami, ke baju hingga celana dalam. Namun semua dapat dibersihkan saat gelombang besar menerjang, menghempaskan kami ke pantai, terdampar. 
Kebahagiaan ini sulit saya lukiskan dengan kata-kata karena terlalu banyak kebahagiaan itu di dalam hati. Singkatnya, saya sangat menikmati hari kemarin. Ke pantai rugi rasanya kalau tidak basah-basahan; dan kemarin, semua gejolak hati keluar. Semua beban-beban dan keluh kesah hilang terbawa ombak ke laut lepas.


Pantai dan Kawan-kawan Part 2

Mari kita saksikan live commentatory pertandingan ini!
Setelah permainan tersebut kami bersantai-santai. Ada yang membuka bontotan atau bekal makan siang, ada yang masih bermain dengan ombak, ada yang berjemur, dan ada yang masih foto-foto. Setelah ini, kami para cowok menceburkan diri ke ombak-ombak. Kami mencoba banyak hal, mulai dari berdiri menantang ombak hingga berlomba terdampar. Setelah itu kami bermain American Football. Saya berhasil mencetak angka pada permainan ini. Grup saya unggul terlebih dahulu; namun grup lawan segera mengimbangi berkat duo bintang mereka yang berbadan besar dan anti tabrakan. Permainannya sangat melelahkan tetapi seru. Satrio berhasil mengambil beberapa skenario dari permainan ini. Untuk fotonya, saya akan segera menguploadnya.

Yak, Asep melempar bola, menghadapi terjangan Pandu dan.... 

Asep berhasil melewati hadangan Pandu!!!!!!! bola dioper ke Bagas dan....



Bagas berhasil menerima Bola!!! Tanpa hadangan pemain lawan, ia membawa bola ke area pertahanan musuh... dan apakah Bibob bisa mengejarnya... kita lihat kelanjutannya




bagas mencetak angka!!! Lawan tidak berhasil mengejarnya! satu angka untuk the east coast. Skor sementara: East Coast 2- 1 Western Shore




Tertinggal satu angka, Western Shore berusaha menekan dengan serangan-serangan berbahaya dari dua bomber utama mereka. Pertandingan berlanjut sengit!



Pantai dan Kawan-Kawan Part 1

Liburan ini saya ke pantai lagi, namun kali ini jauh lebih spesial karena mengajak teman-teman sekelas. Hubungan yang baik dan erat di kelas selama dua tahun ini menuai kebersamaan yang menggembirakan di pantai kemarin.
Kami berkumpul di kampus sekitar jam enam (saya dan beberapa teman datang jam 8-an). Itu rencananya, namun karena mobil yang disewa belum kunjung datang, waktu berangkat jadi molor. Jadi kami berangkat agak siang. Beberapa naik mobil, beberapa naik sepeda motor. Yang bersepeda motor ada saya yang menggandeng teman saya Mita, Bagas menggandeng Okta, Mas Coco dan Mimir, Dinny bonceng Mega, Pandu menggandeng Dewi, Akbar bersama Nafisah, dan Ran bersama Virda. Perjalanannya sangat jauh, namun tidak membosankan karena ada teman. Ohya, saya salut dengan teman-teman cewek yang naik motor. Perjalanannya melelahkan, saya sangat lelah berkendara melewati kota pinggiran, gunung, hutan, desa pedalaman, dan tebing-tebing curam; dan mereka juga mengalami hal yang sama dengan saya. Jempol dan tepuk tangan untuk mereka!
Lalalala
Di pantai, kami bersenang-senang. Di awal semua orang tampak enggan dengan air kecuali Manyun yang langsung menyapa air laut dan berdiri di antara ombak-ombak. Setelah beberapa moment foto-foto, kami tak enggan lagi untuk berbasah-basahan. Sebenarnya ada tulisan 'dilarang mandi di pantai' namun kami tetap nyemplung. Ohya pada saat itu kami bermain sandiwara. Akbar pura-pura pingsan dan kami menggotongnya ke darat. Beberapa teman cewek panik dan datang melihat, demikian pula orang-orang di sekitar pantai. Mereka berbondong-bondong datang melihat. Seorang perempuan tua tampak memaki-maki kami sambil menujuk tanda larangan mandi di pantai. Sesaat kemudian setelah sandiwara berhasil Akbar bangun dan tertawa, orang-orang tertipu. Si perempuan tampak kesal karena tertipu dan berkata "Ooo... kurang ajar!! Dasar anak muda!!" 



Bagus kan pantainya?
Yeyeyee


Rabu, 14 Mei 2014

Ngobrol Langsung Lebih Penting

Ada banyak hal dalam hidup ini yang perlu kita bicarakan dengan orang lain. Ada banyak hal yang ingin saya bicarakan dengan beberapa orang; dengan ayah, dengan adik, dengan teman-teman, dan dengan sanak saudara. Saya ingin sekali menemui ayah dan membicarakan rencana kepindahan saya dan problema yang saya alami akhir-akhir ini. Saya juga ingin bertemu adik dan mendengarkan cerita-ceritanya yang belum selesai pada hari Jum'at lalu. Keinginan yang sama adalah untuk bertemu teman-teman saya (membicarakan rencana liburan) dan sepupu (rencana mengunjungi bibi di Bandung). Sebenarnya, dengan adanya sarana komunikasi, semua dapat dibicarakan kapanpun, namun saya lebih memilih untuk bertemu secara langsung. Bertemu secara langsung akan lebih bisa untuk menghasilkan sesuatu yang lebih terang dan jelas daripada lewat pesan. Untuk ini, saya harap saya dapat bertemu mereka semua. Untuk besok, semoga tidak ada halangan untuk pulang ke Blitar lagi.

Senin, 12 Mei 2014

Saya Dan Liverpool

Saya cinta Liverpool!
Pagi ini saya mendapati berita Manchester City menjuarai liga Inggris. Liverpool ada di peringkat dua. Tidak ada kekecewaan dari saya, tetapi justru saya semakin cinta Liverpool. Ada sensasi tersendiri mendukung tim yang sulit juara. Ada sensasi tersendiri mendukung kuda hitam. Mendukung Liverpool selama 9 tahun kiranya adalah gambaran perjalanan hidup yang penuh liku. Liverpool mengejar impiannya meraih kemenangan cemerlang yang telah diidam-idamkan sejak masa yang lama. Liverpool bermimpi mengembalikan kejayaan di masa lampau. Sayapun demikian. Saya sedang mengejar impian saya yang gemilang yang saya idam-idamkan semenjak saya mengenal apa arti dari mimpi itu sendiri. Kerinduan yang samapun juga saya rasakan; sebuah kerinduan tentang kebahagiaan sempurna mewarnai gemerlapnya impian di dalam hati.

Kamis, 08 Mei 2014

Tetapi Saya Omong Kosong

Sebenarnya ini terlalu kontras dengan tulisan sebelumnya.
Begini;
Saya merasa banyak omong kosong tentang cinta. Sharing saya yang sudah-sudah menceritakan kekaguman saya pada Rose, dan bagaimana kemungkinan saya yang terbuka lebar untuk itu. Namun, sayang sekali ternyata saya terlalu ceroboh dan salah mengartikan. Ia tak punya perasaan apapun, meskipun suka menggoda saya dan malu-malu senang ketika teman-teman menyorakinya. Tidak ada, sama sekali.
Ini merupakan pelajaran penting bagi saya. Tak ada lagi yang saya kagumi. Saya akan liburan, dan ini moment yang pas untuk berpetualang bersama kawan-kawan. Ini saat yang tepat untuk fokus pada hidup, pada misi-misi saya. 

Saya Beruntung

Saya merasa hidup saya penuh dengan berkah Tuhan. Saya lulus ujuan nasional SD, SMP, dan SMA tanpa kecurangan karena Tuhan. Saya berhasil (sedikit) membuat almamater SMA saya bangga dengan pencapaian pada LKTI Sejarah 2011. Saya lulus SNMPTN semata-mata karena dikehendaki oleh Dia yang merencanakan segalanya. Sungguh, waktu SNMPTN itu saya tidak belajar banyak samasekali. Hanya bermodalkan buku fotokopian, saya memperbanyak usaha di doa, dan doa-doa itu mengantarkan saya pada universitas yang saya banggakan ini. Sastra Inggris UM is the best!
Dan hari ini, kawan saya Bagas memberitahu saya bahwa lamaran beasiswa saya diterima. Saya senang bukan main. Syukur dan pujian tertuang lewat rasa bahagia dan lega di hati. Di tengah sibuk-sibuknya bertugas-ria, penghiburan sekaligus anugerah besar datang menghampiri saya.
Oh, Terimakasih, untuk berkatMu yang besar ini, Tuhanku...

Tentang Mindset

Saat ini saya dan teman-teman sekelas sedang dalam puncak kesibukan kami di semester ini. Stress dimana-mana. Saat ini syukurlah saya sudah menyelesaikan dua tugas penting, dan tinggal mencetak dengan printer (apa adanya) saya yang akan bekerja ekstra keras malam ini mencetak seratus lebih halaman.
Ohya, saya tidak begitu stress dengan semua ini karena mindset. Saya mempersiapkan pertempuran lebih awal daripada biasanya, dan memegang teguh satu pedoman bahwa semua akan bisa diselesaikan. Saya optimis bisa menyelesaikan satu essai dalam sehari. Itulah mindset awal, dan kini menuai hasilnya. Meskipun sempat agak stress karena persyaratan tugas yang njelimet atau kompleks, saya berhasil mengerjakannya dengan tenang dan fokus. 
Mindset ternyata sangat membantu. Motivasi digabung dengan doa dan fokus dalam berusaha menghasilkan keberhasilan cemerlang.

Senin, 05 Mei 2014

Essay 2000 Kata, Yang Nulis Diam Tanpa Kata

Holala. Saya supersibuk minggu ini. Ada tiga tugas akhir yang harus diselesaikan dan satu ujian akhir semester. Komplit! I am getting tired in this circumstance! Tetapi meskipun lelah saya tetap cool. Tetap adem, maksudnya. 
Tadi siang, Akbar bertanya pada saya; 
"Sep, yak apa ya carane supaya tetep cool." (Sep, gimana ya caranya supaya tetap cool?)
"Cool penampilan maksude Bar?"  (Maksudnya cool dalam hal berpenampilan, Bar?)
"Enggak, cool, ya tetep cool masio tugase numpuk kaya ngene" (Bukan bukan. Maksudnya cool meskipun tugasnya menumpuk seperti ini)
"Oalah. Lek aku seh optimis ae aku isok nggarap sak essay sedina, haha" (Oalah, kalau aku sih optimis aja aku bisa nyelesaiinnya dalam sehari)
'Oo.. dadi sing penting the power of mind, ya.." (Oo..jadi intinya the power of mind ya)
Demikianlah saya menghadapi segala keadaan ini. "The Power of Mind!" demikian kata Akbar. Dengan tak melewatkan kejadian-kejadian seru dalam sehari, maka saya tetap cool atau adem. Meskipun essaynya harus 2000 kata dan saya diam tanpa kata (hah? D'massiv?), saya tetap ceria.

Hari Ini: Semangat! Lalala Life Goes On...

Hari ini sangat menginspirasi! 
Dulu saya berkenalan dengan seorang petualang, yang merupakan seorang wirausahawan yang menghabiskan sebagian besar waktunya berkelana dengan motor CB antiknya. Penampilannya acak-acakan. Kepalanya botak, dihiasi kumis dan jamban yang sangat kontras dengan warna kulitnya. Caranya berpakaian seperti penampilan koboi. Ia, menurut saya betul-betul seperti pengelana. Orang tak akan mengira ia seorang wirausahawan yang cukup sukses jika hanya melihat penampilannya. Ia sendiri orangnya sangat ramah. Dalam setiap persinggahan, pasti ada orang baru yang dia kenal, atau semakin banyak kenalan. Saya sendiri mengenalnya kala ia dan geng motornya singgah di komplek area kost saya, di Khalwat Betlehem Malang. Dulu ia bertanya banyak hal mengenai kawasan ini pada saya. Kemudian, hari ini, saya bertemu lagi dengannya. Ia datang untuk memesan tempat untuk kegiatan retret. Penampilannya sudah berubah seratus delapanpuluh derajat. Ia tak lagi mengenakan pakaian ala pengembara, dan tak lagi mengendarai CB, melainkan mobil. Kepalanya tetap botak, namun kini lebih mirip Bruce Willis karena ia mengenakan pakaian serba rapi nan keren. Ketika saya tanya mengapa kok sekarang berubah, ia menjawab, katanya ia sudah puas (bahasa jawanya tuwuk) berkelana mengunjungi banyak tempat. Semua gejolak jiwa mudanya sudah tertuang. Kini, katanya, segala keinginan masa mudanya sudah terwujud dan kini saatnya memulai kehidupan yang baru baginya. Ia sudah menikah, mungkin baru-baru ini, dan tadi isteri dan beberapa temannya ada bersamanya.
Hal ini sangat menginspirasi bagi saya. Kehidupan yang indah adalah kehidupan penuh petualangan. Saya ingin bertualang sepertinya. Bertualang ke tempat yang jauh dan meluapkan mimpi-mimpi dan gejolak muda.

Minggu, 04 Mei 2014

Tentang Harapan

Harapan ialah sesuatu dengan sayap
yang bertengger di jiwa
dan menyanyikan nada tanpa kata
dan tak pernah berhenti
-Hope Is The Thing with Feather oleh Emily Dickinson
Kira-kira begitulah saya menerjemahkan satu bait puisi karya pujangga sangar ini.
Hari ini, saya merenungkan kembali tentang harapan, dan seketika teringat akan bait puisi diatas. Jadi dalam permenungan tadi, saya menyadari bahwa harapan adalah sesuatu dengan sayap yang bisa terbang kapan saja meninggalkan si pengharap. Hmm. Shame! Kasihan! Inilah realita.
Harapan seringkali muncul seperti cahaya yang menghangatkan jiwa. Perasaan menjadi damai dan tenteram kala kegelapan (kegelisahan) di dalam sanubari lenyap. Namun sayang sekali, cahaya ini tidak bisa lama-lama tinggal. Suatu ketika, harapan akan pergi meninggalkan kita. 
Saya berharap memiliki sesuatu, suatu hal yang indah, menyenangkan, dan mendamaikan. Ketika kemungkinan-kemungkinan untuk memiliki hal itu datang, saya bahagia. Harapan telah datang! Namun, terkadang tidak lama setelah saya mempersiapkan sesuatu untuk meraih hal itu, harapan meninggalkan saya. Suara kepakan sayap yang pergi menjauh seketika memadamkan keceriaan, menimbulkan kegelisahan.
Lantas bagaimana agar semangat tak pernah putus meskipun kita ditinggal harapan? Well, solusi terbaik adalah terus berharap. Jika satu harapan pergi, berharap lagi pada harapan itu atau harapan yang lain. Karena harapan adalah cahaya untuk jiwa, maka, menurut saya, hati kita harus terisi dengan harapan agar sinar keceriaan menguasai lorong-lorong jiwa dan menyingkirkan kesedihan dan keputusasaan. 
Baik, selamat malam. Selamat berharap!

Sabtu, 03 Mei 2014

Hal di Luar Kemampuan Manusiawi

Mimpi...
Kemarin ada anjing liar yang tersuntik cairan serum seperti dalam film Despicable Me 2, lalu berubah menjadi lebih besar dan jahat. Monster anjing ini hampir masuk ke dalam rumah, tapi ayah segera menutup pintu depan. Saya menjaga pintu belakang rumah, sambil gemetar ketakutan apabila monster itu mendobrak pintu, tetapi ternyata pintu rumah kami kuat. Si monster berulangkali berusaha mendobrak namun tidak bisa.
Sementara kami di dalam, orang-orang berlarian ketakutan di luar. Beberapa orang lari terbirit-birit di jalan di samping rumah kami. Beberapa saat kemudian ada dua anak yang tampak ketakutan dan minta masuk ke dalam rumah. Saya membukakan pintu sedikit, kemudian menutupnya dengan segera. Ternyata si monster anjing ganas sudah di depan pintu. Saya bersusah payah menutupnya. Tak ada kemungkinan apapun setelahnya. Setelah itu saya terbangun.
Karena mimpi yang tidak biasa ini, saya berlari dan mengadu pada Tuhan. 
Tolong lindungilah keluarga kami dari malapetaka, Tuhan
Tolong lindungi kami dari Marabahaya.
Engkau berserta kami. Amin.
Demikianlah saya berdoa. Untuk hal-hal diluar kemampuan manusia, cara terbaik menghadapinya adalah berserah pada-Nya. Kemungkinan-kemungkinan di masa depan itu ada diluar jangkauan kemampuan manusiawi. Berdoa dan berharap adalah apa yang kita bisa untuk itu.

Doa Sumber Kedamaian

Biarkanlah doa menguatkanmu! 
Seberapa percayakah engkau akan doa? Saya percaya seratus persen doa itu sangat vital bagi kehidupan manusia, tak terkecuali kehidupan saya sendiri. Di dalam doa ada keheningan dan suasana damai. Hanya ada pendoa dan Tuhan. Ada sejuta rasa yang tertuang; bermacam-macam rasa mengalir keluar dari dalam hati, menguap keluar dan naik menuju tempat Sang Khalik berdiam. Doa adalah jalan, pelarian, pengharapan, dan tempat mengadu terbaik, serta cara untuk mengungkapkan rasa bahagia, sukacita, dan syukur paling mulia. 
Pagi ini, saya berdoa dalam keheningan, setelah sebelumnya berisik sendiri dengan lagu-lagu dari Queen dan Oasis. Entah kenapa tiba-tiba seluruh badan saya bergerak sendiri ke kamar tidur, lalu duduk diam dan mulai berdoa. Bagaimanapun, saya sangat senang saya bisa membuat hidup menjadi damai dengan berdoa. 
Engkau juga suka berdoa? Berbahagialah!

Jumat, 02 Mei 2014

Bingung

Bingung. Saya sekarang berhadapan lagi dengan tugas-tugas. Yang saya bingungkan, apakah harus menggebu lagi berkutat dengan tugas, atau santai-santai dulu saja.
Hmm.
Sepertinya tenang dan pelan-pelan lebih baik. Pada tugas-tugas sebelumnya, saya terlalu fokus hingga mengabaikan kesehatan. Beberapa malam lembur sungguh tidak mengenakkan. Untuk hari-hari ke depan, saya akan mencoba fokus namun dengan tingkat keseriusan yang lebih sedikit. 
Ohya, bicara soal tugas, saya sadar sebentar lagi semester ini akan berakhir. Liburan sudah dekat. Liburannya panjang, terlalu panjang, bahkan. Saya harus menyiapkan beberapa rencana agar liburan ini tidak hambar dan sepi. Liburan panjang cenderung banyak waktu-waktu sepi karena tidak berjumpa dengan kawan-kawan, dan dia yang jadi kerinduan tersendiri.
Ohh sidia  yang saya mimpikan dua malam yang lalu, saya rindu! 
Wah, maaf jadi ngelantur. Tadi topiknya bingung, sekarang kok jadi rindu, hehehe. Anyway, setidaknya ada bacaan terbaru untuk anda, wahai pembaca yang baik hati, yang kadang suka menunggu postingan-postingan terbaru dari saya.
Salam dari saya dan keluarga,
Terimakasih!