Jumat, 25 Oktober 2013

Para Penggugah Tawa Memiliki Tanggungan Lebih

Senang sekali rasanya menjadi bagian hidup dari orang-orang yang memiliki hidup yang luar biasa. Langsung saja, menuju ke kawan paling dekatku. Ia berkepribadian sanguinis(menurutku), atau orang yang suka bercanda dan membuat orang lain tertawa. Ya, dari dulu ia adalah sosok yang amat ceria dibanding teman-teman lain seangkatan. Setiap tawa teman-teman satu kelas (dulu SMA), dalam satu hari, aku yakin, kalau dipersentasikan, 85% berasal dari sang kawan ini. Rasanya Tuhan menciptakan dia sebagai sang berhati teguh yang sangat berarti untuk membuat orang lain bahagia. Namun, tahukah kamu, dibalik keceriaannya, beribu duka bersembunyi dibalik setiap gelak tawa dan raut kebahagiaan di wajahnya. Ia bukanlah orang yang berkehidupan penuh dengan kebahagiaan, tetapi justru banyak beban dan tanggungjawab. Entah bagaimana sang kawan bisa tetap membuat yang lain bahagia. Sungguh, ini diluar kepalaku. Aku tidak habis pikir ia bisa bertahan, bahkan penuh semangat menjalani hidup ini. Luar biasa!
Sama halnya sang kawan, di kelas, Oni adalah penggugah keceriaan. Ia juga sanguinis. Setiap hari, pokoknya ada Oni di kelas, pasti nggak akan sepi sedikitpun. Keberadaan Oni ini sangat berarti dalam kehidupan perkuliahan dan juga seluruh hidupku itu sendiri. Aku jadi semangat, sekalipun sehari harus menghadapi jadwal padat kelas. Sesekali, ia jadi inspirator dan motivator. Great! Ia begitu spontan dan gokil. Namun, sekali lagi, aku berpikir mungkin sang kawan ini menyimpan kepedihan di lubuk hatinya. Mungkin, dibalik setiap tawa dan gurauannya, tersembunyi rasa pedih. Ia hidup dengan ayahnya seorang. Ibunya telah lama pergi. Ayahnya sangat baik; ini anugerah besar yang bisa jadi hadiah Tuhan untuk keteguhan hatinya. Dan kini, ia masihlah si penggugah tawa; untuk aku, Manyun, Rendi, dan semua teman. Ia, keteguhan hatinya, mengagumkan!
Dua kawanku ini kiranya cukup memberi bukti bahwa hidup ini masih bisa diperjuangkan. Masih ada hal yang lebih baik untuk dilakukan untuk mengatasi kepedihan. Bukti bahwa narkoba, pergaulan bebas, dan geng liar bukanlah pelarian yang benar. Pelarian yang benar adalah persahabatan. Solusi yang benar adalah menjadi bahagia dengan membuat yang lain bahagia, mungkin kedua kawan ini pernah berpikiran begini. Hidup sejatinya perlu diperjuangkan. Hidup harus dilukis, agar menjadi indah.
Sebagai penutup, aku ingin berterimakasih pada kedua kawanku ini. Kehadiran mereka berdua adalah anugerah terindah dari Tuhan. Pembaca terkasih, marilah kita perjuangkan hidup ini, seperti mereka, yang dengan cara mereka sendiri membuat keindahan menakjubkan pada hidupny dan hidup orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar