Senin, 21 Oktober 2013

Motor GL Max

Sore ini bisa jadi sore yang agak menyebalkan, karena seluruh pakaian yang kujemur basah kuyup terguyur hujan deras pertama. Helmku basah dan menjadi sangat berat. Motorku sempat mogok saat pulang kuliah karena kabulator di mesinnya terlalu banyak tersiram air hujan. Aku harus ke Sengkaling terlebih dahulu untuk mengembalikan game di gamezone. Jalanan macet. Aku mencoba mengambil jalan pintas, tapi tersesat ke suatu pedalaman aneh nan mengerikan. Hmmm...bisa saja aku jadi sangat cuek sore ini. Namun tidak demikian. Justru aku bersyukur sekali karena pada saat motorku mogok aku berdoa, setelah sebelumya gagal berkali-kali mencoba. Aku berdoa dan..motorku berjalan. Sungguh, siapa lagi kalau bukan Dia yang Maha Baik, yang menolong. Aku sangat senang Tuhan selalu menolong setiap saat dengan segala caranya. Bukan hanya menolongku dari mogok, Ia juga memberiku kabar gembira bahwa bapak sudah membelikanku motor GL Max. Sepulang dari hal-hal berat itu, aku ditelepon pamanku bahwa motornya sudah ada di rumah. Oh sungguh bahagianya! Aku suka si klasik Gl-Max. Meski motor jenis itu sudah tidak biasa digunakan anak kuliahan, tapi aku suka membawanya. Aku nggak gengsi, karena memang inilah yang aku suka. Hmmm, bahagianya. Hmm, tetapi aku menyimpan juga rasa sungkan pada bapakku. Aku minta ini dan itu padanya, dan aku belum bisa membalas jasa-jasanya. Ingin sekali suatu saat aku ingin membuatnya bangga sebangga-bangganya. Bapak, aku tidak akan melupakan tanggunjawabku di keluarga ini. Namaku Prasetyo; aku dilahirkan untuk setia terhadap keluarga kita. Aku akan selalu membawa harapan-harapan dalam usaha-usahaku membangun kembali dinding-dinding yang telah lama runtuh pada rumah kita, bahtera kita, keluarga kita. Aku akan setia pada itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar