Kamis, 05 Juni 2014

Dibalik Senyum

Jangan tersenyum padaku
Jangan berlaku baik
Jangan lakukan itu
di depanku, sedang
dibelakang kau berbisik
cerca, cela, kekecewaan
Jangan tersenyum padaku
Jangan lakukan itu,
percuma, semua palsu!

Pertama-tama, biarkan saya menegaskan dulu bahwa ini tak ada kaitannya dengan kesulitan tentang kos seperti yang tertulis pada postingan-postingan sebelumnya. Ini tentang hal lain.

Saya tak dapat mengatakan banyak hal tentang kekecewaan saya pada saat ini. Sebuah pengkhianatan, kalau saya boleh menyebutnya. Orang-orang berlaku baik pada keluarga saya saat saya di rumah. Mereka ramah sekali, menyapa dengan senyum dan berbicara dengan canda. Namun, ketika saya tidak ada, mereka mengatakan banyak celaan dan omong kosong tak berguna pada ayah. Itu semua bertujuan agar ayah tak mempedulikan saya dan adik lagi karena sudah tidak bersamanya.
"Untuk apa bejuang keras demi membiayai sekolah anak-anakmu. Ketimbang sekolah dan kuliah, seharusnya mereka bekerja" demikian kata orang. Ayah sendiri menceritakan ini pada ibu. Ibu menceritakannya pada saya. 
Tanggapan pribadi tentang komentar mereka?
Kalau ayah berpikir mereka omong kosong. Sayapun demikian. Namun yang sangat saya sayangkan adalah kepalsuan dari kebaikan-kebaikan mereka. Di depan, mereka memuji-muji, namun di belakang mereka melempari keluarga saya dengan cela agar runtuh.
Saya tidak membenci mereka dan yang terpenting bagi saya adalah kebangkitan keluarga itu sendiri. Tak peduli kata orang; hanya pada kebahagiaan pribadi dan orang-orang yang berarti.
Tuhan memberkati. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar