Rabu, 23 April 2014

Pandang Dunia dengan Kacamatamu Sendiri!

"Aku bertemu seorang jenius 
hari ini
berusia kira-kira enam tahun
dia duduk disampingku
dan ketika kereta
melaju sepanjang pantai
kita mendekat ke laut
dan kemudian ia menatapku
dan berkata,
itu tidaklah indah

Itu adalah kali pertama aku
menyadari
hal itu"
 Karya Charles Bukowski

Kali ini, saya ingin menyampaikan apa yang sangat berkesan di hari ini; dan semoga ini juga bisa membawa kesan untukmu.
Puisi ditas sebenarnya dalam bahasa Inggris, ditulis oleh Charles Bukowski. Sengaja saya menerjemahkannya agar mudah dipahami oleh siapa saja, meskipun merubah beberapa aspek bentuk puisi tersebut. Ohya, sumbernya berasal dari lembar presentasi kawan saya, Manyun dan Satrio, yang 'out of the box' memilih karya luar biasa ini sebagai topik bahasan mereka..
Secara garis besar, puisi ini menunjukkan bagaimana orang kebanyakan berpikir tentang suatu hal dan bagaimana mereka memercayainya karena 'kebanyakan' itu sendiri. Laut dan pantai bagi kebanyakan orang adalah tempat yang indah dan menyenangkan. Maka, sebuah generalisasipun terjadi: Pantai itu indah dan menyenangkan. Pantai itu indah, bukan karena indah semata-mata, namun juga karena kebanyakan orang berpikir demikian. Namun, si bocah dalam puisi itu berkata pada si 'Aku' bahwa pantai itu tidak indah. Kemudian, 'Aku' menjadi sadar akan hal itu, bahwa ia sebenarnya sudah sejak dulu berpikir bahwa pantai itu tidak indah, namun tetap menganggapnya indah karena kebanakan orang mengatakannya demikian. Pernyataan si bocah membuatnya sadar. Si 'Aku' kemudian menobatkannya sebagai 'jenius,' karena bocah itu mampu melihat dunia dan berpikir tentangnya dengan jalan pikirannya sendiri, tidak ikut-ikutan pandangan kebanyakan orang.
Saya juga setuju dengan si jenius. Kehidupan sekarang ini menurut saya terlalu ramai. Tayangan tayangan di televisi terlalu banyak hura-hura. Program yang tidak bermutu, menurut saya. Pembawa-pembawa acaranya sok seru dan bermodal pas-pasan dalam membawakan acara; hanya bermodal penampilan, kepercayaan diri selangit, dan ketidaksungkanan dalam membuat olokan. Olokan dan senda gurau yang melecehkan! Kini kedua hal itu sudah biasa. Acara-acara humor kinipun semakin tidak bermutu, membuat saya bengong karena garing dan tak ada yang lucu. Yah... begitulah bagaimana ketika tren merajai media.
Bagaimanapun, ini pendapat saya. Mungkin engkau tak sependapat. Maaf. Jika memang tak sependapat.Jangan khawatir, karena kebanyakan orang berpikir bahwa tren-tren itu menyenangkan dan baik, buktinya acara-acara yang saya maksud masih berjalan hingga kini. Itu kan berarti karena banyak penontonnya? Isn't that? (*Beberapa lho ya..nggak semua acara kok yang menurut saya tidak bermutu).
 Saya pribadi tidak suka mengikuti tren begitu saja. Tidak mengikuti, hingga ketinggalan jaman malahan. Tapi nggak masalah menurut saya, sejauh saya tahu hal-hal penting apa yang baru-baru terjadi.
Ok. Goodbye (God be with ye)!!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar