Senin, 23 September 2013

Too-busy Person Has No Love

Terlalu lucu untuk terlantar
Judulnya mungkin terlalu ekstrim; ini karena aku sedang kecewa dengan orang-orang seperti itu. Ini berawal ketika aku menemukan seekor anak kucing seminggu yang lalu. Oh, bukan; Bukan aku yang menemukannya, tapi anak kucing itu menemukanku. Jadi ceritanya begini; hari selasa yang lalu, kira-kira saat itu sudah petang hari, aku sampai di kost setelah seharian kuliah. Sesaat setelah memarkir motor di garasi, seekor anak kucing berlari kearahku sambil mengeong-eong. Ia terlihat sedikit kurus. Dari ciri-ciri yang terdapat padanya, aku bisa menebak; bahwa ia telah ditinggalkan induknya. Ngomong-ngomong aku sudah banyak tahu tentang hidup kucing, karena dari kecil hingga sebelum SMA aku selalu memelihara kucing. Nah, karena tidak bisa membiarkan kucing kecil itu kelaparan, aku mulai merawatnya, dan semenjak saat itu ia selalu mengikutiku kemanapun aku pergi, kecuali ketika aku pergi keluar dengan motor.

Terlalu lincah untuk difoto
Pagi ini, si kucing mengikutiku ketika aku hendak mengambil sarapan di dapur karyawan. Salah satu karyawati dapur yang saat itu melihat teman kecil ini dan menjadi jengkel dan hendak mengusirnya dengan sapu lantai. Bukan hanya itu, ia terus mengomel sendiri dengan mulut monyong yang membuat wajahnya tampak lebih buruk. Ia sesekali mengeluh pada karyawati lainnya dan berkata bahwa suatu saat ingin membuang kucing itu. Aku samasekali tak menghiraukan keluhan mereka, bahkan, ketika si pengomel menyuruhku membuang kucing itu di tempat yang jauh. Aku tak menjawab permintaannya. Aku tidak menatapnya. Sungguh saat itu aku muak dan kecewa dengan sikap mereka. Bukankah lebih baik memberi makan kucing itu agar tidak mengeong-eong, daripada mengeluh dan mengomel hingga monyong dan jelek? Bukankah mereka bisa ambilkan sisa-sisa makanan karyawan? Bukankah disitu terdapat banyak sekali kepala ikan yang hendak dibuang? Hmm, aku paham. Aku tahu kesimpulannya. Karyawati itu terlalu sibuk dengan pekerjaan dapur setiap hari, hingga ia tak punya waktu untuk berbuat kasih. Sekedar anda tahu, karyawati-karyawati disini bekerja mulai pagi hari hingga larut malam untuk tetap menyediakan makanan. Mereka jarang sekali keluar untuk menyapa dunia. Mereka tidak punya libur akhir pekan. Tiap hari minggu mereka hanya bebas pagi hingga sore. Dan parahnya, tiga diantara mereka(mereka berempat) sudah berumur tapi belum bersuami. Sungguh memilukan, bukan? Bagiku itu mengerikan. Mereka terikat ruang dan waktu setiap hari, melakukan hal-hal yang sama setiap hari, tidak punya teman lain selain di tempat kerja, tidak punya orang ‘tercinta’ selain keluarga. Oh, itu mimpi buruk! Bagaimana mereka bisa menikmati hidup ini? Well, yang terpenting itu pilihan mereka. Aku akan terus menjadi orang bebas agar aku punya banyak waktu untuk mencintai dan berbuat baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar