Sabtu, 28 Desember 2013

The Great Rendezvous

Hari ini aku dan adik berkumpul bersama keluarga di Batu, di rumah pakpoh Ibnu. Ini adalah moment yang sangat-sangat langka, karena keluarga paman Sis yang dari Blitar kesana, dengan nenek dan kakek yang ikut rombongan keluarga beliau. Keluarga paman Sis dan pakpoh Ibnu dari dulu memang ibarat api dan asap. Keduanya punya idealisme masing-masing, dan karena itu, mereka jadi saling salah paham, sehingga selama ini kedua keluarga ini jarang sekali berinteraksi. Bukan karena jarak, karena tiapkali lebaran atau liburan mudik lainnya, kedua keluarga ini jarang bersamaan saat mengunjungi nenek. Kalaupun bersamaan, kedua pamanku ini tak pernah banyak bercakap-cakap. Anak-anaknyapun demikian. Mereka tidak akrab samasekali. 
Setelah sekian lama, kedua keluarga ini mencoba untuk saling mengenal satu sama lain. Mereka kian akrab, dengan proses perlahan di setiap kesempatan bertemu. Hari ini adalah puncak dari keakraban kami semua. Hari ini semua bersatu. Paman Sis rela jauh-jauh datang dan mengambil resiko menghadapi kemacetan panjang demi mengunjungi satu sanak di kota apel. Kunjungan yang begitu fenomenal bagiku ini adalah moment besar bagi keluarga kami semua. Aku bersukacita, sebab aku jadi lebih nyaman dengan keadaan yang damai dan hangat di keluarga besar kami. Aku bangga; kedua paman hebat ini akrab.

Jumat, 27 Desember 2013

Kita Musti Gembira, Ya!

Perkenalkan, ini motorku, The Interceptor. Namanya menyerupai nama kapal di film Pirates of  Caribbean. Aku suka nama ini karena, biasanya, kala berkendara aku selalu dapat mendahului motor-motor cepat lainnya karena kecepatan dan kekuatan si motor ini.
Sore ini, kami jalan-jalan. Di kost begitu membosankan, karena langit-langit dan tembok yang hambar. Aku juga sedang tidak begitu bersukacita, tadi, karena ibu sakit. Sedih rasanya, di tengah kesulitannya beliau sakit. Oleh karena itu, aku merasa perlu menghibur diri. Kupikir, tidak seharusnya aku gundah. Sudah layak dan sepantasnya aku memercayakan ibu pada Frida, adikku, dan kepada pertolongan Tuhan. Kini, aku menghibur hati
; memercayakan harapan pada masa depan; memercayakan kebahagiaan kepada waktu; dan, meletakkan doa-doa dibawah kaki Sang Mahakuasa. 

Rabu, 25 Desember 2013

Betapa Hatiku

"Tiada nada, tiada suara mampu mengungkapkan rasa bahagia tak terkira. Tiada sungai, tiada samudra; mampu tandingi agung cinta-Mu. Lembut hatimu ubah hidupku." Kiranya beberapa syair dari lagu berjudul "Karena Aku Kau Cinta" ini dapat menjadi gambaran tentang apa yang kurasa saat ini. Sungguh aku patut bersyukur pada Tuhan karena di natal yang indah ini, Ia memberikan kebahagiaan; kepadaku, kepada orang-orang di sekitarku, dan kepada dunia yang begitu indah hari ini. Hmm. Engkau perlu tahu; hati ini begitu damai, bahkan ketika suasana di sekitar tidak berkenan di hati, dan bahkan ketika aku harus keluar untuk beberapa urusan ketika hujan deras mengguyur kota ini sepanjang hari ini. 
Perasaan ini bernaung sejak kemarin malam. Aku ikut ibadah misa di gereja langsep. Ibadahnya begitu agung dan megah. Lagu-lagu mengalun begitu syahdu, di malam yang meriah itu. Sungguh suasana yang begitu hangat dan damai, hingga aku lupa segala beban dan masalah. Hmmm. Engkau mungkin perlu tahu bahwa "Hmmm" yang kutulis di setiap pengalaman indah berarti berjuta kedamaian yang tak bisa diucap dan ditulis. Aku juga senang, karena keluarga besar wisma di Jedong(tempat tinggalku saat ini) merayakan hari ini dengan penuh kehangatan dan sukacita. Oleh mereka, aku diberi bingkisan dan spaghetti, dan juga minuman ronde. Hmmmm. Puji Tuhan!
Dari ibadah yang agung dan segala keramahan hari-hari ini, aku mendapatkan sebuah pesan; bahwa aku perlu menjadi lebih bersih. Hati ini sepatutnya kujaga supaya Tuhan selalu mendapatkan ruang, sehingga kedamaian akan berlama-lama tinggal dalam diriku. Hmmm, lagi-lagi. Aku begitu senang. Semoga engkau juga senang, ya. ^_^

Selasa, 24 Desember 2013

Ada Apa dengan Natal?

Ada apa dengan natal? Beberapa tahun belakangan ini aku dan sekeluarga selalu ditimpa masalah. Pagi ini kami susah sekali. Betapa susahnya menerima kenyataan-kenyataan. Saat ini pikiranku dipenuhi berbagai hal. Penyesalan, kegusaran, kemarahan, dan segala hal yang dapat membuat setiap orang ingin berteriak keras.
Ada apa dengan natal? Bisakah kami sekeluarga menikmati natal bersama tanpa problema? Hmm. Sungguh, aku sulit menerima kenyataan saat ini, detik ini. Okay, because nothing goes right, I will go to bed! Aku tidur saja. Pikiran ini harus tenang saat menyambut ibadah misa di gereja nanti malam.

Senin, 23 Desember 2013

Tentang Keindahan Mempesona

Pagi ini, Malang diliputi kabut tipis dan rintik-rintik gerimis. Suasana yang indah, tentunya. Enak sekali rasanya mandi, bersih-bersih, lalu berdiam diri di kamar sambil berselimut. Nimbrung obrolan teman-teman di Line sambil menikmati secangkir susu hangat sehangat perasaan saat ini; oke banget! Saat obrolan mulai sepi, aplikasi bluestack ditutup, dilanjutkan dengan main FIFA 13. Berkarir sebagai pemain sepakbola kelas dunia di klub PSG; menjadi pencetak gol terbanyak dan pemain muda terbaik. Hmm, sungguh menghibur! Ketika sudah bosan dengan FIFA, game GTA San Andreas memanggil-manggil karena gatal untuk dimainkan. Sangat menyenangkan waktu santai seperti ini. Bukankah meskipun seseorang sedang dalam problema hidup bukan berarti ia tak bisa menikmati indahnya santai?
Terlepas dari semua itu, menjelang siang aku harus keluar untuk membayar biaya kuliah di bank. Saat menembus rintik-rintik hujan, kunikmati pemandangan bukit-bukit di ufuk utara yang samar-samar tertutup kabut tipis. Jalanan begitu sepi. Di kejauhan, tampak kota Malang dari Sengkaling hingga ujung timur; begitu mempesona. Aku terdiam terus sepanjang pagi ini, menatap sekelilingku. Di bank, kuhiraukan keramaian dengan menikmati suasana sekeliling. Aku benar-benar sedang berada dalam diri sendiri. Keindahan-keindahan yang mempesona ternyata ada dimanapun!

Sabtu, 21 Desember 2013

Hidup Itu Fleksibel!

Hidup itu sungguh sangat fleksibel. Hari ini cuaca cerah dan mendung bergantian muncul. Hal yang sama terjadi padaku. Di tengah-tengah rasa nyamanku akan hidup ini, lagi-lagi, sebuah masalah keluarga datang menerpa. Aku tak enak menceritakannya secara detil. Ini tentang ibu dan adikku. Mereka berdua menghadapi hal berat kemarin. Aku sangat menyayangkan, setiap kali ada masalah, ibu dan adik serasa berjuang sendiri. Di kota besar ini, umumnya sangat sulit mendapat kenalan akrab, ketika seseorang bekerja dengan sangat rutin dan terikat oleh suatu lembaga. Syukurlah, Tuhan selalu memberi 'orang baik' yang siap menolong mereka berdua. Di tempat itu, seorang dokter yang amat baik menemani jalan mereka. Dokter itu menolong, dengan sabar dan rendah hati, mencoba menemukan jalan keluar dari persoalan. Hmm, aku dan ibu begitu jauh. Aku senang ada yang menolongnya. Kini aku begitu bergelora dan bersemangat untuk segera menuntaskan kuliahku. Ketika lulus, aku siap berangkat kemanapun. Aku siap pergi jauh demi keluargaku. Semoga rahmat dan berkat Tuhan menyertaiku. 
Untuk engkau yang membaca ini, semoga keluargamu diberkati Tuhan! Amin.

Kamis, 19 Desember 2013

Kemarin

Kemarin, kawanku Mimir bercerita suatu hal yang membuatku sangat bahagia. Ia berbisik bahwa Magna ternyata juga gemes denganku. Kata Dewi, sahabat dari Mimir ini, kami berdua itu sama. Saling gemas satu sama lain. Kalau perasaan, mungkin juga sama.
Mimir bercerita banyak tentang Magna kemarin itu. Ohya, kemarin itu hari terakhirku di kampus untuk tahun ini, semester ini. Hmm. Aku tak bertemu dengan Magna dan kawan-kawan semua untuk beberapa waktu lamanya. Diatas semua itu, aku begitu bahagia saat ini. Ada harapan. Besar sekali, harapannya. Kami saling gemas satu sama lain. Semoga, jika disana ada perasaan yang sama, keduanya dapat dipertemukan suatu hari.

Sapaan Untuk Handai Taulan

Halo sahabat-sahabat. Pada kesempatan ini aku menyapa kalian semua, wahai sahabat-sahabat semasa SMAku. Hai Stanlee, Denta, Tomi, Dwika, Ivo, Aldo, Ovan, hmmm..dan semua! Aku sangat bahagia saat ini, bro! Tuhan begitu baik, menempatkanku di kelas D jurusan Sastra Inggris Universitas Negeri Malang. Disana, aku punya teman-teman baik; sangat baik. Sungguh, ini tak terjelaskan. Intinya, kelas itu menyimpan segudang kenyamanan dan keceriaan. Dan...lagi-lagi tak terjelaskan. Sungguh, ada beribu rasa dalam sanubariku. Karena aku sedang bahagia inilah, aku menyapa kalian. Bagaimana kabar? Aku sangat berharap kalian juga menemukan zona persahabatan yang seindah ini. Aku tahu, beberapa dari kalian tidak bahagia saat ini. Aku berdoa dari sini, kawan. Untuk kalian semua, tak akan kulupakan keceriaan dan duka bersama masa lalu. Semoga kalian bahagia, kawan!

Senin, 16 Desember 2013

Seharian Di Kantin

Siang ini, setelah menyelesaikan ujian akhir salah satu mata kuliah, kawan-kawan mengajak makan di pujas, karena nanggung rasanya jika langsung pulang. Kala itu hujan turun dengan derasnya, hingga menjebak kami di kantin berjam-jam. Ada Mimir, Encee, Ran, Dewi, Fisa, dan kami the guys of GG alias Manyun, aku, Rendi, dan Oni. Para cewek sebelumnya duduk di pinggiran. Kala hujannya jadi tambah deras, mereka merapat ke meja GG guys. Di tengah derasnya hujan, kami ngobrol tentang banyak hal. Suasana yang begitu nyaman nan aman. Ngomong-ngomong, bersama teman-teman adalah salah satu zona nyaman yang paling aman dalam hidupku saat ini. Aku suka sekali, kala Encee, teman kami yang mungil nan bijak, bertutur sepatah-dua patah kata pada GG guys. Senang sekali mendengarkan pendapat teman-teman lain tentang diriku. Aku juga senang, kala obrolan kami melantur kepada hal-hal yang bersifat pribadi; sangat pribadi. Kami telah begitu dekat, hingga kami tahu apa yang tersembunyi dalam diri yang lain. Tak terkecuali tentang perasaanku saat ini. Awalnya, aku terus menyembunyikannya, keterpesonaanku akan satu teman yang bernama Magna. *Jika engkau familiar dengan bahasa Latin, maka engkau  tak akan kesulitan menebak siapa nama aselinya. 
Saat hujan bertambah deras dan matahari semakin menurun di ufuk barat, satu dari kami mengajak main "Truth or Dare." Ini adalah permainan yang begini; sebuah penunjuk diletakkan di tengah-tengah. Kami duduk melingkar. Benda penunjuk diputar, dan bila penunjuk mengarah pada salas satu dari kami, maka ia harus memilih Truth atau Dare. Truth adalah berani menjawab pertanyaan-pertanyaan dari teman lain, sekalipun privasi. Dare berarti berarti berbuat seperti yang diminta peserta lain. 
Permainan dimulai. Aku punya catatan buruk setiap kali bermain ini. Benar saja, aku kena lima kali, paling banyak dibanding yang lain. Berhubung suasana tidak mendukung, maka aku harus memilih "truth" yang berarti teman-teman bebas bertanya apapun tentang diriku. Dan,,,terbukalah rahasia tentang keterpesonaanku pada Magna, seorang teman sekelas kami. Ya, aku sudah lama suka Magna ini. Sejak pertamakali bertemu, dan seterusnya hingga kini. She's the first and lasting! Perasaan itu hidup, mengailir dalam hati dan memberi warna setiap hari. Aku tak kunjung mengungkapkannya, karena aku pikir, aku sudah merasa sangat nyaman menjadi temannya. Beberapa alasan lain yang juga tak kalah kuat membatasi ruang gerakku. Aku memang sengaja melakukan ini, karena tidak ingin semua hal indah yang telah ada menghilang.  
Ya, sampai disini saja keterkagumanku padanya.
Ia begitu dekat beberapa hari yang lalu. Damai sekali hati ini kala menyebut namanya. Namun, untuk saat ini aku terdiam dalam permenungan; tentang  benarkah apa yang kulakukan ini. Aku menjadi takut dan terpuruk, teristimewa setelah mengungkapkan hal ini dalam "Truth or Dare" hari ini. Magna, apakah hanya akan sejauh ini tentangku dengannya. Sungguh, aku terdiam. Dalam perjalanan pulang ke kost, tubuhku serasa mati rasa. Aku begitu lemas. Disamping aku pulang dengan perasaan senang sehabis bercengkrama ria, aku merasakan kegundahan siap mengepung diriku malam ini. Kegundahan tentang sikapku dan Magna. Hmmm..entahlah, bagaimana kelanjutannya.
Game "T dan D" itu sungguh mengasyikkan dan mempererat, namun begitu mendebarkan jika engkau punya keberuntungan yang tidak baik. Seorang teman hari ini harus mengungkapkan bahwa ia mengagumi si X, yang pada saat itu ada di situ bersama kami. Sungguh, bukan aku saja korban T dan D sore ini.

Rabu, 11 Desember 2013

Feel The Affection Of People Around You

Salah satu hal paling berat bagi anak kost mungkin adalah ketika sakit. Semalam, aku tak bisa tidur gara-gara sakit magg yang menyerang dengan buas. Perut terasa ditusuk-tusuk jarum, sama persis dengan awal gejala tipus. Pagi hari, aku keluar untuk cari obat magg dan beberapa roti, dan mengambil pakaian di penjahit langganan. Aku bertemu pak Salome. Ia adalah orang terdekat di tempatku ini. Karena dia, pagi ini aku dipenuhi rasa syukur karena orang-orang di sekitarku. Pak Salome mengenal si penjahit, dan semua menjadi begitu akrab. Aku semakin akrab dengan orang-orang di sekitarku, dan ini membuatku merasa dicintai. Kehadiranku, dan setiap sapa setiap hari rasanya selalu dinantikan mereka. Hmmm...sungguh damai hati ini. Disamping perutku yang terus sakit, aku bersyukur sepanjang pagi.
Selanjutnya, aku begitu lelah mengerjakan presentasi. Oleh karena itu, kuputuskan untuk segera menyelesaikannya, lalu tidur dan bangun kembali jam 11 untuk berangkat kuliah. Seluruh badanku terasa remuk. Namun, ada banyak tanggungjawab hari ini. Dengan dipenuhi rahmat, kulewati ujian akhir mata kuliah Complex Grammar, presentasi Reading, dan Telling Story di kelas Speaking. Semua berjalan sangat sempurna. Tuhan telah mengatur sedemikian indah, rupanya. Aku melampaui ketiga tantangan besar diatas, dengan perjuangan menahan demam pada tubuh. Sungguh, kini, aku begitu bersyukur bisa kembali dengan pikiran tenang. Tuhan telah mengatur ini sedemikian indahnya. Aku sakit. Tubuhku serasa remuk. Badanku menggigil kedinginan. Namun, Tuhan berkehendak supaya dengan rasa sakit ini aku bisa sadar bahwa aku seharusnya tidak banyak berbuat dosa; dan supaya aku sadar akan kehadiran orang-orang di sekitarku. 

Selasa, 10 Desember 2013

Tentang yang Tersirat

Saat ini, aku tengah merasakan salah satu hal indah dalam hidup. Ini tentang teman. Ini tersirat, dan sulit untuk dituliskan. Tentang perasaan yang tengah dilimpahi damai dan kehangatan. aku mencintai teman-teman, semuanya, tanpa terkecuali yang paling menjengkelkan sekalipun. Ketika berada di tengah-tengah mereka, senang sekali rasanya. Perasaan yang sama ketika aku masih kelas tiga di angkatan St. Joseph, seminari Garum, Blitar.
Ketika pulang kuliah, biasanya hujan mengguyur kota ini dengan dera air yang melimpah. aku dan teman-teman biasanya sambil menunggu hujan, ngobrol-ngobrol dan bercanda. Sekali lagi, ini adalah suasana yang tak terjelaskan. Pokoknya,  senang sekali mengalaminya. Di kala dunia tengah diguyur hujan dan hawa dingin, kami bercengkrama dalam kegembiraan. Sungguh, suatu hal yang sangat menyenangkan!

Saya Kembali

I have back. Saya kembali. Akhir-akhir ini adalah masa-masa tugas akhir dan UAS. Hmm, UAS. Waktu berjalan sungguh sangat cepat. Minggu-minggu terasa sangat pendek. Hari ini, ada dua mata kuliah yang harus  kuhadapi. Keduanya ini sudah menjadi belenggu sejak awal semester. Entah mengapa, kelas di jam 7-8.45 dan 8.45-10.30 ini sangat tidak kusukai. Hari ini mungkin akan jadi awal untuk menyelesaikan semua kesibukan. Semoga semua berjalan indah sesuai rahmat-Nya. Semoga harimu baik!