Jumat, 27 Maret 2015

Hari-hari Ramai

Satu hari setelah kepergian nenek; saya tidak begitu larut dalam suasana sedih karena ada banyak orang di rumah. Pada tujuh hari berturut-turut ini diadakan doa arwah atau semacam ibadat kecil yang dihadiri oleh umat lingkungan gereja. Selain doa arwah, ada pula selamatan dengan adat jawa yang dihadiri oleh para tetangga dekat. Jadi suasana di rumah hari-hari ini sangat ramai. Tetangga-tetangga (khususnya ibu-ibu) membantu memasak dan membantu segala pelaksanaan dua acara sembahyangan itu tadi. Orang orang silih berganti datang untuk turut menyampaikan dukacitanya. Ada banyak sekali tamu dan saya sesekali ikut menyalami mereka. Saya merasa aman sejauh ini. Sanak saudara masih berkumpul. Keluarga pakpoh yang dari Batu, keluarga paklik dari Tawangsari Blitar, dan semua anggota keluarga besar tinggal di rumah untuk beberapa waktu (mungkin selama seminggu penuh ini). Kami semua menyebar di setiap sudut rumah pada waktu malam (semacam berjaga). Ada yang tidur di ruang tamu, di kamar kakek, dan bahkan di ruang belakang rumah.

Kehadiran mereka semua membuat perasaan aman. Bahkan di moment ini bapak dan ibu saya bisa berkumpul. Semuanya hadir menghangatkan suasana di tengah dukacita ini. Saya senang, namun sesekali juga khawatir apabila kami semua meninggalkan rumah ini dan menjalani hidup sendiri-sendiri seperti biasanya, perasaan kehilangan dan duka itu kembali datang dan membuat saya bersusah hati dan terpuruk. Namun ini hanya kekhawatiran. Mungkin nanti jika tiba waktunya, apa yang saya takutkan tidak terjadi.

Begitulah, teman! Hari-hari ini mungkin saya belum bisa kembali ke Malang untuk menjalani rutinitas harian. Namun saya juga rindu bertemu dengan kawan-kawan saya disana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar