Minggu, 08 Maret 2015

Keluarga Kucing

Di rumah sakit khususnya di area pasien penyakit dalam, terdapat keluarga kucing yang tinggal di atap. Ada enam kucing, satu induk dan lima anak. Mereka hidup bergantung pada sisa sisa makanan pasien. Setiap hari si induk bisa mendapatkan beberapa potong daging ayam untuk diberikan kepada anak anaknya, sehingga mereka semua tumbuh dengan baik dan kelihatan gemuk dan lucu. Orang orang senang melihat tingkah laku keluarga itu, sama seperti saya. Hampir semua orang menikmati memandang kumpulan binatang binatang kecil yang menggemaskan itu. Namun, ternyata apabila didekati, mereka ganas dan liar.

Kehidupan mereka baik baik saja sebelum kejadian kemarin. Salah satu anak kucing mencoba ikut induknya, melompat dari atap ke pohon lalu ke tanah dan setelah itu tidak bisa kembali ke atas.Si induk tidak bisa menolong karena anak kucing itu sudah besar dan berat. Oran orang juga tidak bisa; setiapkali hendak ditangkap untuk dikembalikan ke atap, ia lari. Saya sudah mencoba beberapa kali namun tidak bisa. Jadi si anak kucing tetap di bawah pohon di taman; siang, malam hingga pagi. Ia mengeong-eong seharian dan semalaman. Saya merasa kasihan pada kucing itu , se
perti halnya orang orang; namun sulit sekali menangkapnya. Hingga pada akhirnya, setelah semua upaya mengejar gagal, muncul satu kesempatan. Pagi ini, si kucing kelihatan tidur di antara tetumbuhan. Saya mengendap endap lalu menangkapnya. Si kucing memberontak dan mengeluarkan suara buasnya dan mencakar setiap sisi tangan saya yang bisa ia jangkau. Ia juga menggigit jempol kiri saya sehingga berdarah. Saya segera melepaskannya ke atap. Masalah beres. Orang orang bisa tidur nyenyak lagi dan si kucing kembali kepada keluarganya.
 Beberapa orang terlihat senang; beberapa heran bagaimana saya menangkapnya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar