Minggu, 27 Juli 2014

Selamat Idul Fitri!

Selamat idul fitri!

Pada malam hari ini suasana di rumah sangat meriah. Saat kumandang syukur dari masjid mulai bergema, orang-orang desa keluar rumah dan merayakannya. Anak-anak kecil berlarian di halaman dan di jalan. Musik berirama seperti campursari yang berasal dari dekat masjid ikut melantun memeriahkan suasana. Seperti halnya semua orang, keluarga saya ikut merayakannya dengan gembira. Bersama keluarga paman yang dari Batu, keponakan dari Blitar, dan bibi saya yang dari Bandung, kami menyalakan kembang api. Anak-anak kecil datang mendekat untuk menyaksikan, demikian juga dengan beberapa orangtua. Kembang api kami sangat banyak, jadi hiburannya panjang hingga kami lelah dan menyisakan kembang-kembang api kecil. Setelah selesai, semua orang kembali. Lingkungan kembali sepi, namun suara masjid masih berkumandang. Saya beristirahat diiringi alunan pujian yang tak pernah berhenti.

Ini malam lebaran saya. Selamat lebaran!

Jumat, 25 Juli 2014

Bising!

Aku tak bisa tidur
Orang ngomong, anjing menggonggong
Dunia jauh mengabur
Kelam mendinding batu
Dihantam suara bertalu-talu
Di sebelahnya api dan abu


Kesabaran-Chairil Anwar  (Bait I)

Kapan ya lingkungan ini tenang, diam tanpa suara?
Saya masih mengeluh lagi soal keheningan. Di kos-kosan saya, dari pukul satu pagi hingga tengah malam tak ada jeda untuk keheningan. Suara-suara keras dimana-mana; orang, binatang, mesin. Anjing mengonggong, orang bercakap dan berkelakar. Kendaraan berlalu-lalang. Pengeras suara terus menyala, menyebarkan suara ke segala penjuru. Saya kesulitan tidur. Untuk bisa berhasil masuk ke alam mimpi-pun saya harus memasang headset di telinga dan memutar musik supaya suara dari luar yang mengganggu tak masuk ke telinga (untuk tidurpun saya harus membuat kebisingan sendiri).
Keheningan itu sangat berarti bagi saya. Dulu saya pernah hidup dalam keheningan selama tiga tahun di masa SMA dan itu sangatlah menyenangkan. Ada banyak waktu hening, atau dulu lebih sering disebut silentium. Ada banyak waktu pula untuk bersenang-senang dan membuat kebisingan bersama. Keseimbangan dan ritme hidup sedemikian sangatlah menyenangkan.
Kini saya harus menyikapi kebisingan kehidupan ini sendiri. Beberapa teman lama juga merasakan hal yang sama. Kini kami sama-sama mencari, atau menemukan kembali keheningan dan kehidupan yang khidmat dan tenang. Keheningan itu suatu anugerah berharga, sama berharganya dengan emas dan talenta, dan kami ialah pencari harta berharga itu.

Iklan di Mana-mana

Semakin lama, yang namanya iklan itu semakin ada di mana-mana. Di jalan-jalan perkotaan, mata kita tidak bisa menghindari iklan besar yang sengaja dipasang untuk memaksa semua orang melihat. Di telepon genggam, setiap hari operator mengirim promo-promo yang menjadi spam bagi penerima pesan. Di (hampir semua) channel televisi Indonesia, jumlah iklan sangatlah banyak sehingga program acara yang ditonton memiliki jeda panjang yang membuat penonton seringkali jenuh dan bosan. 
No ads please
Ada banyak orang yang mengeluh tentang hal ini. Saya pribadi sangat terganggu dengan keberadaan iklan, terutama yang setiap hari nongol di layar ponsel. SMS promo dan beberapa spam dari nomor-nomor tidak jelas; semuanya sangat mengganggu. Iklan-iklan di televisi swasta Indonesia sangatlah banyak dan berjubel sehingga membuat jenuh pula. Saya tidak betah menonton televisi di channel lokal. Selama liburan ini nyaris tidak pernah. Lebih baik menonton channel luar negeri, atau internasional, yang lebih spesifik programnya. 
Dengan tidak menonton televisi Indonesia, jadinya ya mungkin akan ketinggalan info tren-tren terbaru. Namun itu tak masalah daripada dibuat jenuh dengan keberadaan iklan-iklan; mereka sudah terlalu banyak.
IMG

Kamis, 10 Juli 2014

Country Roads, Take Me Home

Country roads, take me home
To the place where I belong:
West Virginia, mountain momma,
Take me home, country roads.


Jalan-jalan desa yang indah
bimbinglah seorang yang pulang
tuntunlah menuju sumber air
lewat padang-padang berbunga
lewat ladang leluhur yang hijau
serta bawalah ke gubuk
ke istana kecil penuh kedamaian


Sebuah bait berbahasa Inggris diatas adalah lirik lagu Take Me Home Country Road karya John Denver. Mungkin anda tidak asing dengan John Denver; ia adalah pencipta lagu Leaving on A Jet Plane yang sangat populer itu. Lagu ini salah satu yang paling saya sukai untuk mengiringi perjalanan saya pulang dari suatu tempat ke kampung halaman. Lagunya enak! Merdu sekali dan mengena, anda patut mencobanya!
Nah, bait dibawahnya adalah ungkapan untuk setiap kepulangan saya. Selalu ada kerinduan setiapkali tidak berada di kampung halaman untuk beberapa waktu lamanya; kerinduan akan gubuk-gubuk di tengah sawah hijau membentang, belik (sumber air), serta saudara-saudara di sana. Hmm, padahal masih mahasiswa. Nanti kalau semisal sudah bekerja di tempat yang jauh dari rumah, saya tidak mungkin terus menerus larut dalam kerinduan. Namun diatas semua itu, kerinduan tersebut adalah suatu penyemangat, yang keberadaannya memberikan harapan serta menyimpan kedamaian hati; sebuah tempat yang menjanjikan peristirahatan nyaman.

Second Home Dempo

Besok adik saya sudah mulai menjalani pembinaan awal di SMA St. Albertus (Dempo) Malang. Saya sedikit ikut disibukkan oleh hal ini, karena adik masih butuh diantar. Karena 'keterlibatan' kecil ini, saya jadi mengenal lebih mengenai sekolah itu. Karena telah mengenal lebih baik, saya jadi bangga adik bisa sekolah disitu, dan berharap bisa menjalani pembinaannya dengan baik hingga lulus. Nah, kini saya bersemangat untuk membantu adik saya menggapai impiannya; sebab impian yang gemerlapan itu nanti akan mewujudkan terang bagi keluarga kami.
Ohya, kenapa kok judulnya 'Second Home Dempo'? Ini karena (mungkin) tema MOS kali ini demikian, sebagaimana saya temukan di beberapa lembar tentang MOS tahun ajaran baru 2014. Hubungannya dengan rasa bangga saya akan adik adalah bahwa saya yakin Dempo adalah tempat yang baik untuknya berkembang, sebagai remaja, sebagai pelajar, dan sebagai pengejar impian. Membaca sharing-sharing dari beberapa alumnus meyakinkan saya bahwa di Dempo, adik saya akan menemukan zona persahabatan yang membuatnya kerasan seperti tinggal di rumah sendiri, serta bersemangat dalam aktualisasi diri sebagai insan pembelajar.