Jumat, 13 November 2015

Perkembangan Skripsi

Sekarang syukulah saya sudah sampai di bab III dan beruntung dosen saya adalah pembimbing skripsi terbaik yang menyediakan waktu beliau satu minggu sekali untuk konsultasi, berbeda dengan dosen lain yang pada umumnya dua minggu sekali. Selain dalam hal pertemuan, dosen pembimbing saya tidak muluk-muluk. Bagi beliau, yang terpenting adalah statement of problems atau rumusan masalah yang jelas dan teori yang tersedia untuk pembahasannya. Semenjak berganti topik, sejauh ini skripsi lancar dan hanya disertai sedikit kendala. Saya mengerjakan skripsi di rumah akhir-akhir ini. Sebelum hari-hari belakangan ini, udara di Malang panas sekali dan mandi sore di kos saya tidak enak rasanya karena air dari bak penampung di atap kos tidak segar setelah terjemur dibawah matahari berjam-jam. Selain hal ini, kamar kos saya berlokasi paling depan jadi efek panasnya paling terasa. Karena hal ini saya lebih suka mengerjakan skripsi di rumah dan pulang kampung setiap minggunya. Namun, syukurlah sekarang di Malang sudah hujan; menurut saya hujan ini mengembalikan Malang jadi indah dan nyaman seperti seharusnya. 

Dalam skripsi ini banyak teman yang tidak beruntung seperti saya, yang harus mengganti total topik dan mulai dari awal. Saya berusaha membantu mereka sebisa mungkin, mulai dari menunjukkan teori-teori yang saya tahu tentang topik mereka, memberi previous studies sebagai rujukan, hingga sekedar bertanya dan berniat memberi semangat. Syukurlah satu teman saya sudah (istilahnya) menemukan jalannya dan lancar mengerjakan bab demi bab. Namun, beberapa teman lain masih kurang beruntung. Saya terkadang menanyakan kabar perkembangan mereka dan senang apabila mereka sudah yakin dan berprogress. Namun apabila teman-teman ini stuck dan tersesat, saya turut bersusah hati, karena melihat betapa saya sekarang sudah lancar sedangkan teman-teman yang lain masih kesulitan. Saya hanya akan merasa betul betul berhasil apabila teman-teman yang kesulitan ini juga berhasil dan lulus di hari yang sama. Bagaimanapun, seperti kata seorang teman; kita harus pecaya dengan kemampuan teman-teman yang kita dukung, karena sesulit apapun, pasti ada pencerahan bagi mereka semua.

Minggu, 27 September 2015

Awal Skripsi

Akhir-akhir ini kesibukan saya adalah skripsi. Sejauh ini yang telah selesai adalah bab 1. Sebenarnya bisa saja bab 2 selesai namun karena harus ganti topik saya memulai dari awal lagi demi menghindari resiko buntu di tengah jalan. Semester ini hanya ada sedikit kuliah karena saya selalu mengambil jatah di setiap semester sehingga hanya tersisa dua mata kuliah yang kegiatannya di dalam kelas. Dua lainnya adalah magang yang telah selesai itu dan skripsi sekarang ini. Karena hanya ke kampus dua kali seminggu, jadinya saya sering pulang ke rumah karena sedikit aktivitas yang dapat dilakukan di kos. Meskipun kos saya menyediakan wifi yang super cepat, namun setiap akhir pekan rasanya selalu ingin pulang. 

Di rumah sekarang kami mememelihara kucing yang diberi nama Kiwa oleh bulek saya dan kucing ini menggemaskan. Setiap kali sudah di Malang untuk beberapa waktu lamanya biasanya saya akan kangen sendiri dengan kucing ini. Jadi mungkin Kiwa adalah alasan besar mengapa saya kangen untuk pulang setiap akhir pekan. Alasan kedua adalah ingin makan dengan layak, hehe. Bukan bermaksud mengatakan saya tidak makan layak setiap harinya di kos-kosan, namun rasanya masakan desa lebih lezat daripada yang dijual di warung manapun di Malang. Selain itu, disini saya tak perlu mengeluarkan uang banyak ketika ingin membeli makanan di warung yang enak. Alasan selanjutnya mungkin adalah ingin melihat seseorang di gereja sore di paroki Blitar. Jadi setiap Sabtu sore saya sengaja jauh-jauh ke gereja (istilahnya) pusat di Blitar. Saya lebih suka ibadah sore daripada pagi, jadi saya harus ikut ibadah disana. Seperti biasanya, saya duduk di deret belakang kanan, dan biasanya pula ia di deret kiri agak ke depan. Hari ini saya melihatnya sudah berbeda. Rambutnya pendek kira-kira sebahu dan diikat; membuatnya tampak lebih ceria dan lincah. Ini adalah gadis yang sama seperti yang saya share di posting lain dahulu dan mungkin tampak seperti ironi, bagaimana saya tak kunjung berkenalan dengannya. Namun, bukannya tidak berusaha, tapi karena saya bulan-bulan terakhir lebih sering di Malang ketika akhir pekan, jadi perlahan pada akhirnya lupa sendiri akan hal ini. Hari ini, saya kembali terkesan dan akan memikirkan hal terbaik yang harus saya lakukan kedepannya. 

Jumat, 21 Agustus 2015

Saudara

Pagi ini saya dilanda kebingungan. Setelah mandi dan menyiapkan makanan untuk hari ini, saya tak tertarik melakukan apapun. Maunya mengerjakan laporan magang, tapi tidak ada mood yang baik untuk itu. Kalau sudah kebingungan seperti ini biasanya ujungnya adalah kesepian, dan begitulah jadinya tadi pagi. Saya bingung hendak pergi kemana. Akhirnya, sebuah pikiran yang tak terduga muncul, yaitu mengunjungi rumah retret di Jedong, Malang. Tujuan utamanya adalah bertemu dengan pak Salome. Ia adalah orang yang banyak membantu dan berjasa pada waktu saya tinggal disana. Ia adalah kawan yang baik dan berjiwa muda serta ramah. Keluarga pak Salome sudah menganggap saya seperti saudara sendiri. Sayapun demikian juga. Maka, rasanya sungkan sekali apabila lama tidak menjumpai mereka semua.
Siang ini, saya disana terus dari jam 11 hingga jam 5. Selain pak Salome, saya juga bertemu karyawan-karyawan lain yang dulu juga sering membantu saya. Menggembirakan, demikianlah kesannya. Saya telah mengenal orang-orang baik di Malang ini, yang sudah menganggap saya bagian dari keluarga mereka. Maka, sangat menyenangkan bisa berkunjung dan bertemu dengan mereka semua. Saya tidak akan melupakan mereka semua dan akan terus berkunjung, sebab sekarang mereka adalah saudara.

Lagu Memorable

"Tiada nada, tiada suara
mampu mengungkapkan rasa
bahagia tak terkira
Tiada sungai, tiada samudera
mampu tandingi agung cinta-Mu
lembut hatimu ubah hidupku"

Ini adalah salah satu lagu kesukaan saya. Judulnya adalah "Karena Aku Kau Cinta." Lagu ini selalu membuat saya teringat akan momen bahagia ketika masih di asrama bersama teman-teman. Dulu, saya sering menyanyikan lagu ini ketika ikut bertugas paduan suara. Itu adalah masa yang sangat membahagiakan. Bagi saya lagu ini adalah sebuah ungkapan kebahagiaan sejati. Kebahagiaan sejati itu sendiri adalah sukacita bersama orang-orang yang saya cintai, keberhasilan melewati tantangan besar, dan kedamaian hati karena dekat dengan Tuhan. Setiapkali saya menyanyikan lagu ini, momennya selalu pas, yakni ketika saya berkumpul dengan para sahabat, ketika sudah lulus, dan pada hari-hari yang penuh dengan berbagai event dan perayaan besar. Lagu ini benar-benar memorable!

Kamis, 20 Agustus 2015

Pindah Kos Lagi


Kos yang indah hancur dalam 3 hari
Saya pindah kos lagi. Kos yang nyaman dan tenang itu kini telah dibeli oleh seseorang pada awal lebaran lalu dan ia merubuhkan bangunannya bahkan ketika saya dan yang lainnya masih tinggal di tempat itu. Sebenarnya kami diberi waktu hingga tanggal 20 Agustus, namun pada tanggal 14 ia sudah menyuruh tukang-tukangnya membongkar bangunan itu. Setelah itu ia berkata bahwa tanggal 15 kos harus sudah kosong. Maka dengan bekerjasama dengan penghuni lain, cepat-cepat saya segera memindahkan barang-barang saya di kos yang baru. Kami menyewa kendaraan pick-up agar cepat dalam pindahan satu hari itu.
Malam-malam mengambil sisa-sisa barang yang ketinggalan.

Di malam-malam sebelumnya saya dan teman-teman kos sering berkumpul. Saya merasa senang bisa lebih akrab dengan mereka namun juga sedih karena akan berpisah dan tidak satu kos lagi.

 Kami semua sangat menyesali pemilik kos menjual tempat nyaman dan tenang itu. Kami juga jengkel dengan si pemilik baru yang seenaknya dan tidak menepati janji. Bagaimanapun, ia punya uang dan kuasa. Hal terbaik adalah pindah secepatnya agar terhindar dari suara-suara bising pembongkaran bangunan itu.

Sekarang saya tinggal di kos-kosan yang serumah dengan keluarga pemilik kos. Ini pertamakalinya saya ngekos seperti ini. Jadi, sekarang saya tidak sebebas dulu. Namun yang terpenting bagi saya adalah kenyamanan dan ketenangan dan kos ini sangat berpotensi untuk menjadi demikian.

Begitulah kawan! Memang seringkali peristiwa-peristiwa tak terduga datang menghampiri. Hal ini bisa menjadi sesuatu yang menyusahkan atau bisa juga menjadi kejutan yang membawa banyak kebaikan bagi kita.

Semester 7

Tidak terasa sekarang sudah memasuki semester 7. Ini berarti skripsi sudah di depan mata. Saya sendiri merasa siap-siap-nggak-siap. Rasanya tidak terasa tiga tahun sangat cepat berlalu; terlalu cepat. Bagaimanapun ketika waktunya sudah tiba maka hal yang menjadi kewajiban pada waktu itu harus dilakukan. Saya sendiri bukan pertamakalinya menghadapi hal semacam ini. Anda pasti juga lumayan sering mengalami hal yang sama; misalnya perpisahan dengan teman SMA. Ketika menjadi siswa kelas tiga di akhir semester, pasti rasanya berat meninggalkan teman-teman dekat di kelas. Atau, mungkin berat sekali rasanya meninggalkan zona nyaman sekolah dan menjadi lebih harus mandiri sebagai mahasiswa. Hal-hal semacam ini seringkali saya pikirkan ketika merasa tidak siap dan ragu. "Saya sudah menghadapi hal yang serupa sebelumnya, dan sekarang meskipun merasa tidak siap, saya yakin saya akan berhasil dan kesiapan itu sendiri akan dibentuk oleh proses," demikianlah kata-kata saya sendiri untuk memotivasi diri. Jadi akhir kuliah ini adalah hal "akhir" yang serupa dengan apa yang pernah saya alami.

Bagi anda yang juga menjalani masa-masa akhir kuliah, tetaplah enjoy dan woles! Lulus tidak harus tepat waktu, tapi pada waktunya! Hehe, ini bukan kata-kata saya tetapi semoga dapat menyemangati anda!

Minggu, 10 Mei 2015

Akhir Semester 6



Semester 6 ini mungkin semester yang paling berat dibanding semester lainnya. Dulu sering sekali ada keluhan tentang tugas, namun itu semua tidak ada apa-apanya jika dibanding semester ini. Ada 8 mata kuliah yang diajarkan dua dosen dan semua tugas akhirnya ialah essay. 2000 kata untuk masing-masing tugas dari dosen A, dan 4-5 halaman essay dari dosen B. Tanggal 8 yang lalu adalah pengumpulan terakhir tugas-tugas tersebut dan saya lega sekali dapat mengerjakan semuanya dengan baik.
Sekarang setelah selesai semester 6, saya dan semua teman sekelas akan menjalani masa magang (KKN) selama 6 minggu. Itu 5 hari lagi dan berarti masih ada sedikit waktu untuk berekreasi kecil sebelum menghadapi ujian lainnya itu. 

Saya tidak begitu peka terhadap pergantian waktu; dan karena inilah masa-masa kuliah terasa terlalu cepat habis. Rasanya sedikit tidak menyenangkan, namun saya bersyukur karena masih bisa bebas. Hal ini berkaitan dengan apa yang seseorang katakan kepada saya beberapa waktu yang lalu.