Selasa, 28 Oktober 2014

Tentang Perhatian Sederhana

Hal sederhana yang seseorang lakukan untuk seorang lain kadangkala justru merupakan sesuatu yang luar biasa. Ini seperti apa yang dialami teman saya, sebut saja Ce. Ia berulangtahun beberapa hari yang lalu dan pada malam sebelum hari itu tiba, lebih tepatnya tengah malam pada saat pergantian hari, seorang kawan mengiriminya semacam voice note nyanyian "Happy Birthday". Tanpa iringan musik dan hal-hal meriah lainnya, ia menyanyikan lagu itu pelan dengan suara khasnya yang biasanya membuat teman-temannya gemas (karena seperti suara anak kecil, katanya).
"Happy birthday to you..
Happy birthday to you..
Happy birthday..happy birthday,
Happy birth....day..to..you..!"

Tampak sederhana apabila anda mendengar sendiri voice note itu. Namun, di dalamnya terpancar perhatian tulus seorang teman dekat kepada kawannya yang berulangtahun. Si Ce yang berulangtahun sangat bersukacita karenanya dan katanya (tadi siang) ia sempat menangis terharu saat mendapati kawan itu menjadi yang pertama yang memberi ucapan ulangtahun seindah itu selama hidupnya. Ohya, bukan hanya Ce saja namun juga beberapa teman perempuan lainnya menjadi terharu karena ucapan itu. Hebat! Saya beri jempol untuk yang menyanyikan ucapan "Happy Birthday" itu. 

Bagi saya sendiri, ini sesuatu yang menarik untuk menjadi contoh nyata tentang pesan yang hendak saya sampaikan, yakni tentang hal-hal kecil yang kita lakukan untuk orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin kita tidak menyadari bahwa hal-hal kecil dan sederhana yang biasa kita lakukan dapat mengubah seseorang, atau beberapa orang, atau bahkan banyak orang.
Ini seperti pengalaman saya sendiri; suatu hari saya sedang bersusah hati dan berkendara menuju tempat tinggal dengan raut muka sedih. Namun, di tengah jalan saya bertemu dengan beberapa kawan yang menyapa dengan senyum dan lambaian tangan yang ramah. Seketika itu juga, setelah membalas sapaan itu dengan senyuman juga, segala duka dan beban pikiran hilang. Lenyap. 
Nahh... tidak jarang lho hal-hal seperti ini saya alami. Such a simple thing, but a great encouragement. Mungkin anda juga mengalami hal yang sama, atau serupa tapi dalam pengalaman yang berbeda. Inilah. Hal-hal seperti inilah yang setiap orang mungkin perlu pahami, agar bersyukur atas dirinya dan lebih giat menjadi agen penabur keramahan.

Make the world a better place for you and me, with kindnessess!
Salam!

Rutinitas

Seringkali pada akhir dari akhir pekan (Minggu sore) pikiran langsung tertuju pada tugas-tugas untuk hari Senin. Kebanyakan teman mungkin juga demikian. Salah satu kawan di jejaring sosial menulis status sebagai berikut "kegiatan rutin tiap minggu malem," disertai dengan stiker orang stress dihadapan komputer dan tumpukan tugas, yang menunjukkan betapa lelahnya ia menjalani rutinitas di pertengahan semester ganjil ini. Saya juga demikian. 
Entah tugas itu berat atau ringan, rasanya tidak enak sekali berpisah dengan akhir pekan. Ketika kesibukan kuliah menyita waktu, tak ada kesempatan untuk saya mengunjungi ibu. Tidak ada waktu pula untuk aktualisasi diri. Seringkali saya mengeluhkan hal ini; ketika digempur tugas, tak ada waktu untuk berkarya dan belajar sesuatu yang lain, dan ketika tiba waktunya seluruh tanggungjawab dilaksanakan, rasanya tak ada tenaga tersisa untuk melakukan yang lain. Hanya ingin istirahat saja hingga pikran segar kembali dan tenaga pulih untuk gelombang kesibukan berikutnya. Demikianlah siklusnya. Entah hanya karena perasaan, atau memang keadaan, atau hanya mentalitas saya dan kurangnya kreatifitas, atau juga karena sedang tidak dalam mode bijak, segala rutinitas terasa sangat membosankan. 
Bagaimana ya? Saya mungkin perlu lebih kreatif lagi berada dalam situasi semester ini, yang konon katanya adalah puncak-puncaknya mahasiswa merasa sumpek. 
Untuk kawan yang mungkin juga sedang sumpek sekarang ini, semoga cepat menemui solusi agar tidak lama terjebak dalam situasi yang tidak nyaman.
Salam!

Sabtu, 11 Oktober 2014

Menjadi Bijak?

Kata Confucius, orang bijaksana tidak pernah bersedih. Saya setuju dengan perkataan ini, karena kadang-kadang merasakan kebijaksanaan tinggal dalam diri. Ketika sedang dalam mode bijaksana, tak ada satupun hal yang mengganggu. Meskipun penghuni kost sebelah saya sedang asyik membuat kebisingan dengan lagu-lagu yang biasanya mengganggu pendengaran, saya diam dalam ketenangan. Tak ada satu hal yang terpikir kecuali keutamaan. Suatu hal yang utama selalu menjadikan hati dan pikiran tenang. Lantas apa hal utama itu? Bagi saya, kadangkala itu adalah rasa cinta kepada keluarga. Kadangkala itu adalah rasa percaya pada Tuhan dan segala kehendak-Nya yang harus saya laksanakan demi kepenuhan hidup, seperti sebuah pepatah bahasa Latin yang kira-kira bunyinya begini; "Carilah keutamaan-keutamaan dalam hidup agar mendapat suatu kepenuhan berlimpah."
Nah ini! Nikmat sekali apabila kepala saya bisa senantiasa berpikir tentang keutamaan-keutamaan, bukannya tugas-tugas kuliah dan dosen yang galak melulu, bukan pula kebisingan penghuni sebelah yang tidak penting. 

Kesibukan Akhir-akhir Ini

Kesibukan saya sekarang ini adalah latihan drama. Kuliah hampir setiap harinya selesai jam enam sore. Kegiatan selanjutnya ialah latihan drama. Latihan ini berlangsung kurang lebih tiga jam. Biasanya pukul 21.00 saya dan yang lain baru bisa pulang meninggalkan kampus. Rutinitas ini berlangsung empat kali dalam seminggu atau sampai Kamis, sedangkan latihan drama itu sendiri sampai dengan hari Jum'at (hari Jum'at jam 12.30 kami mulai latihan hingga kira-kira jam 16.00). Saya sudah mulai terbiasa dengan jadwal ini dan akan menjalani semuanya selama satu semester penuh. Demikianlah tantangan untuk kira-kira empat bulan dimulai dari bulan September hingga bulan Desember yang akan datang.